Minggu, 28 April 2013

ISLAM EKLUSIF


ISLAM EKSLUSIF


Makalah ini Disajikan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pemikiran Islam Kontemporer


Dosen Pembimbing:
Hj. HAMIDA OLFAH, M.Pd.I











Disusun Oleh:
Hj. MARDIAH
2011110398


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
2012/2013

KATA PENGANTAR


          Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah Pemikiran Islam Kontemporer dengan judul “Islam Ekslusif”
         
          Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Hj. Hamida Olfah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing, karena telah memberi bimbing kepada penulis, dan juga teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

          Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil, oleh karenanya pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

          Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurnanya apa yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi/materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung, untuk kesempurnaan penulisan makalah ini.

Kandangan,  Maret 2013


Penulis





i
 
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 2

BAB II ISLAM EKSLUSIF............................................................................. 3
A.    Pengertian Islam Ekslusif.................................................................. 3
B.     Ciri Islam Ekslusif............................................................................. 3
C.     Pandangan Islam Ekslusif................................................................. 4

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 7
A.    Simpulan............................................................................................ 7
B.     Saran.................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA











ii
 
BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
            Agama adalah sebuah fenomena yang kaya sekaligus sangatkompleks. Agama mengandung berbagai dimensi: ritual, doktrinal, etikal, sosial dan experiensial - begitu pulalah halnya dengan Islam sebagai agama, dimana telah iman kita bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna. Bertitik tolak dari keimanan ini kita menyakini pula bahwa Islam adalah cara pandang hidup (way of life) yang total dan padu menawarkan landasan moral dan etis bagi pemecahan semua masalah kehidupan; Islam adalah din (agama), dunya (dunia) dan daulah (negara/politik); Islam adalah sistem keyakinan dan sistem hukum (aqidah wa syari‟ah); dan sebagai agama yang sempurna yang didesain Tuhan sampai akhir zaman.
1
            Atas dasar realitas Islam yang kompleks tersebut maka Hajriyanto Y. Tohari, membahasakan bahwa Islam adalah risalah yang universal (untuk semua manusia) yang pasti relevan bagi setiap perkembangan zaman dan tempat (shalih li-kulli zaman wa makan), mondial (untuk seantero dunia) dan eternal (sampai akhir zaman)[1]. Pada pandangan yang lain, agama merupakan gejala sosial yang ada dan berkembang setua perkembangan masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat memiliki motif untuk beragama atau - jika” memakai istilah C.G Jung - nuturaliter religiosa, sebagai manifestasi dari fitrah manusia yang membutuhkan tuntunan dalam memecahkan problematikanya. Maka beragama berarti pengakuan akan keterbatasan, sekaligus ketundukan masyarakat pada seperangkat nilai transedental (bukan nilai yang propan).[2]
2
            Dengan begitu, adalah wajar kemudian masyarakat selalu mengkorelasikan setiap momentum yang alami dalam menjalani kehidupannya dengan agama. Tetapi realitas itu semua tidak berarti Islam itu semacam “paket resep jadi” yang sifatnya monolitik dan rejimentif (serba seragam)  untuk  setiap  ruang  dan  waktu  tanpa  memerlukan  sama  sekali ijtihad - yakni penyegaran  pemahaman sesuai dengan dinamika tantangan zaman dan relevansi lokal.
            Demikian halnya dengan Islam di Indonesia sebagai kekuatan mayoritas telah menunjukan peran nyata dalam sejarah yang panjang - tidak saja secara historis (hal itu terbukti sejak masa pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia) - tetapi juga secara sosiologis Islam berperan aktif dalam proses pemberdayaan yang berlangsung terus-menerus. Proses tersebut berjalan mengikuti irama kehidupan yang wajar sesuai tuntunan dinamika masyarakat. Yang perlu dicatat bahwa meskipun perubahan-perubahan mendasar terjadi karena adanya perombakan sistem, namun seringkali diawali dengan gerakan pemikiran yang dikumandangkan oleh sejumlah tokoh.[3]

B.     Rumusan Masalah
            Dari latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian Islam ekslusif?
2.      Bagaimana ciri Islam ekslusif?
3.      Bagaimana pandangan Islam ekslusif?







BAB II
ISLAM EKSLUSIF



A.    Pengertian Islam Ekslusif
            Islam ekslusif tidak dapat dipisahkan dengan Islam inklusif. Secara  etimologi  kata  inklusif  dan  ekslusif  merupakan  bentuk  kata jadian  yang  berasal  dari  bahasa  Inggris  “inclusive”  dan  “exlusive”  yang masing-masing memiliki makna “termasuk didalamnya” dan “tidak termsuk didalamnya/terpisah”.[4] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksklusif berarti “terpisah dari yang lain”.[5] Sedangkan Islam eklusif dan inklusif menurut Dr.K.H. Didin hafidhuddin, M,Sc. Islam merupakan agama yang sangat inklusif, dan bukan merupakan ajaran yang bersifat eksklusif. Tapi inksklusifitas yang bermaksud perbedaan agama yang di pahami oleh kelompok liberal.[6]
            Inksklusifitas Islam yang dimaksud adalah agama yang universal dan dapat diterima oleh semua orang yang berakal sehat tanpa memperdulikan latar belakang, suku bangsa, setatus sosial dan atribut keduniawian lainnya.

B.     Ciri Islam Ekslusif
            Islam ekslusif dan inklusif adalah untuk menetapkan persepsi muslim terhadap masalah hubungan Islam dan kristen di Indonesia. Fatimah mengajukan “muslim komprehensif” dan “muslim reduksionis”
3
            Fatimah mecontohkan eksklusif dan inklusif di judul buku “Muslim-Chritian relation in the new order Indonesia: the exclusivist and inclusivist muslim”.[7] Sebagai contoh, ia menyebut organisasi eksklusif di indonesia adalah dewan dakwah Islamiyah di indonesia, (DDII), komite indonesia untuk solidaritas duniah Islam, orang-orang yang membela Islam di cap eksklusif.
4
            Diantara ciri-ciri kaum eksklusif, menurut Fatimah yaitu:
1.      Mereka yang menerapkan model penafsiran literal terhadap al-qur’an dan sunah dan masa lalu karena mengunakan pendekatan literal, maka ijtihad bukanlah hal yang sentral kerangka berfikir mereka
2.      Merekah berpendapat bahwa keselamatan yang bisa dicapai melalui agama Islam.bagi merekah, Islam adalah agama final yang datang untuk mengoreksi agama-agama lain. Karena itu merekah menggugat otentisitas kitab suci agama lain.

C.    Pandangan Islam Ekslusif
            Masalah inklusif dan ekslusif dalam Islam merupakan kelanjutan dari pemikiran/gagasan neo-modernisme kepada wilayah yang lebih spesifik setelah pluralisme, tepatnya pada bidang teologi[8]. Gagasan tersebut berangkat, bahwa teologi kita pada saat ini seperti sudah di setup dalam kerangka teologi ekslusif - yang menganggap bahwa kebenaran dan keselamatan (truth and salvation) suatu agama, menjadi monopoli agama tertentu. Sementara agama lain, diberlakukan bahkan ditetapkan standar lain yang sama sekali berbeda; “salah dan karenanya tersesat ditengah jalan”.
            Hal  ini  sudah  masuk  ke  wilayah  state  of  mind  kita.  Cara pandang suatu komunitas agama (religious community) terhadap agama lain, dengan menggunakan cara pandang agamanya sendiri ~ Teologi Ekslusif ~ tanpa menyisakan ruang toleransi untuk berempati, apalagi simpati; “bagaimana orang lain memandang agamanya sendiri”.
            Seperti sudah taken for granted kita seringkali menilai dan bahkan menghakimi agama orang lain, dengan memakai standar teologi agama kita sendiri. Pun sebaliknya, orang lain menilai bahkan menghakimi kita, dengan memakai standar teolog agamanya sendiri. Jelas ini suatu mission imposible untuk bisa saling bertemu, apalagi sekedar toleran.  Hasilnya justru perbandingan terbaliknya: masing-masing agama malah menyodorkan proposal “klaim kebenaran” (claim of truth) dan “klaim keselamatan” (clim of salvation) yang hanya “ada” dan “berada” pada agamanya sendiri-sendiri, sementara pada agama lain dituduh salah, menyimpang, bahkan menyesatkan.
5
            Bangunan epistimologi inklusifisme dalam Islam diawali dengan tafsiran al-Islam sebagai sikap pasrah kehadirat Tuhan. Dimana kepasrahan ini menjadi karakteristik pokok semua agama yang benar, yakni bersikap berserah diri kepada Tuhan (world view al-Qur‟an). Dimana secara esensialnya wacana inklusif dan ekslusif dalam Islam, terutama yang berkenaan dengan konsep taqwa, tawhid (monoteisme) dan al-Islam (sikap pasrah) sebagai kalimatun sawa atau common platform, merupakan masnifestasi logis dari teologis inklusif agama-agama.
            Memberikan pendekatan secara tekstual dalam kata-kata sudah barang tentu terkadang susah untuk dilakukan, kita lihat dengan dengan firman Allah SWT (yang setidaknya secara kontekstual) merupakan pesan inklusifisme Islam dalam Surat Al-Baqarah: 62[9]
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä šúïÏ%©!$#ur (#rߊ$yd 3t»|Á¨Z9$#ur šúüÏ«Î7»¢Á9$#ur ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ öNßgn=sù öNèdãô_r& yYÏã óOÎgÎn/u Ÿwur ì$öqyz öNÍköŽn=tæ Ÿwur öNèd šcqçRtøts ÇÏËÈ  
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, dan orang-orang Nasrani dan orang-orang shabiin, siapa saja di antara mereka beriman kepada Allah, hari kemudian, dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.”
6
            Menurut Alwi Shihab, secara sepintas ayat tersebut menunjukan kepada jaminan Allah atas keselamatan semua golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Namun perlu diingat pula bahwa redaksi Al-Qur’an tidak akan dapat dijangkau maksudnya secara “pasti”, kecuali oleh  orang  yang menuturkannya[10]. 
            Dengan adanya pandangan/gagasan dan wacana inklusif dan eklusif dalam Islam setidaknya telah membukakan kepada kita dan memberikan bukti kepada kita, atas beberapa pilihan dalam rangka merealisasikan ajaran agama Islam adalah universal (rahmatan lil alamiin); Islam itu din (agama), dunya (dunia) dan daulah (negara/politik); Islam adalah sistem keyakinan dan sistem hukum (aqidah wa syari’ah); dan sebagai agama yang sempurna yang  didesain Tuhan sampai akhir zaman; Islam itu risalah yang universal (untuk semua manusia) yang pasti relevan bagi setiap perkembangan zaman dan tempat (shalih li-kulli zaman wa makan), mondial (untuk seantero dunia) dan  eternal (sampai akhir zaman) - sehingga eksistensinya tidak lagi termarginalkan, tersisihkan, terasingkan dan khusus untuk di Indonesia tidak menjadi tamu di rumah sendiri - karena bagaimanapun juga Islam di Indonesia adalah kaum mayoritas, yang idealnya dan seharusnya  tidak canggung dan ragu untuk menyusun dan menata negaranya sendiri.











BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
            Secara  etimologi  kata  inklusif  dan  ekslusif  merupakan  bentuk  kata jadian  yang  berasal  dari  bahasa  Inggris  “inclusive”  dan  “exlusive”  yang masing-masing memiliki makna “termasuk didalamnya” dan “tidak termsuk didalamnya/terpisah”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksklusif berarti “terpisah dari yang lain”. Sedangkan Islam eklusif dan inklusif menurut Dr.K.H. Didin hafidhuddin, M,Sc. Islam merupakan agama yang sangat inklusif, dan bukan merupakan ajaran yang bersifat eksklusif. Tapi inksklusifitas yang bermaksud perbedaan agama yang di pahami oleh kelompok liberal.
            Ciri-ciri kaum eksklusif, menurut Fatimah yaitu:
1.      Mereka yang menerapkan model penafsiran literal terhadap al-qur’an dan sunah dan masa lalu karena mengunakan pendekatan literal, maka ijtihad bukanlah hal yang sentral kerangka berfikir mereka
2.      Merekah berpendapat bahwa keselamatan yang bisa dicapai melalui agama Islam. Bagi merekah, Islam adalah agama final yang datang untuk mengoreksi agama-agama lain. Karena itu merekah menggugat otentisitas kitab suci agama lain.

B.     Saran
            Dengan mengetahui Islam ekslusif, kita jadi tahu tentang pemahaman Islam ekslkusif dan Islam inklusif. Dengan begitu kita bisa membedakan mana yang termasuk di dalamnya. Kita sebagai mahasiswa calon guru agama harus bisa memberikan ajaran yang benar kepada anak didik jangan sampai ada yang menyimpang dari Al Qur’an dan Hadits.


7
 
DAFTAR PUSTAKA



Barton, Greg. Gagasan Islam Liberal di Indonesia. Jakarta: Pustaka Antara & Paramadina. 1999
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed 2. Jakarta: Balai Pustaka. 1998
Fatimah. Muslim Cristian Relations in the new Order Indonesia: the Exclusivits and Inclusivits Muslim’ Perspective. 2004
Hafidhuddin, Didin. Islam Aplikatif. Jakarta: Gema Insani. 2003
Madjid, Nurcholis. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan. 1987
Ridwan, M. Deden. Membangun Karakter Teologi: Kehampaan Spiritual Masyarakat Indonesia. Jakarta: Media Cita. 2000
Shihab, Alwi. Islam Inklusif. Bandung: Mizan. 1999
Silvita IS. Kamus Populer. Surabaya: Jaya Agung. 1989
Thohari, Harjiyanto Y. Islam dan Realitas Budaya. Jakarta: Media Cita. 2000
Tim Al Mizan. Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Ilmu Pengetahuan. Bandung: Al-Mizan Publishing House. 2011


       [1] Harjiyanto Y. Thohari, Islam dan Realitas Budaya, (Jakarta: Media Cita, 2000), h.301
       [2] M. Deden Ridwan, Membangun Karakter Teologi: Kehampaan Spiritual Masyarakat Indonesia,  (Jakarta: Media Cita, 2000), h.71
       [3] Greg Barton, Gagasan Islam Liberal di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Antara & Paramadina, 1999), h.1
       [4] Silvita IS, Kamus Populer, (Surabaya: Jaya Agung, 1989), h.99 dan h.127
       [5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed 2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h253
       [6] Didin Hafidhuddin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h.147-148
       [7] Fatimah, Muslim Cristian Relations in the new Order Indonesia: the Exclusivits and Inclusivits Muslim’ Perspective, 2004, h.21-38
       [8] Nurcholis Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1987), h.70
       [9] Tim Al Mizan, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Ilmu Pengetahuan, (Bandung: Al-Mizan Publishing House, 2011), h.11
       [10] Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1999), h.78

1 komentar :

  1. Gambling Hall at Virgin Casino - Mapyro
    Mapyro is a casino 익산 출장샵 and entertainment 성남 출장안마 destination in the Virgin Casino 강원도 출장안마 Hotel in Las Vegas, Nevada. View map 안양 출장샵 of casinos, restaurants, 울산광역 출장샵 shops,

    BalasHapus